ALJABAR BOOLEAN
Aljabar boolean adalah cabang ilmu matematika yang diperlukan untuk mempelajari desain logika dari suatu sistem digital yang merupakan operasi aritmatik pada bilangan boolean (bilangan yang hanya mengenal 2 keadaan yaitu False/True, Yes/No, 1/0) atau bisa disebut bilangan biner.
Aksioma-aksioma yang berlaku dalam aljabar boolean:
1. Closure : (i) a + b ϵ B
(ii) a ∙ b ϵ B
2. Identitas : (i) a + 0 = a
(ii) a ∙ 1 = a
3. Komutatif : (i) a + b = b + a
(ii) a ∙ b = b ∙ a
4. Distributif : (i) a ∙ (b + c) = (a ∙ b) + (a ∙ c)
(ii) a + (b ∙ c ) = (a + b) ∙ (a + c)
5. Komplemen' : (i) a + a’ = 1
(ii) a ∙ a’ = 0
Ekspresi Boolean
Misalkan (B , + , ∙ , ‘) adalah sebuah aljabar boolean.
Suatu ekspresi Boolean dalam (B, + , ∙ , ‘) dapat berbentuk :
(i) Elemen di dalam B, ex : 0 dan 1
(ii) Peubah / literal / variabel, ex : a , b, c
(iii) Jika e1 dan e2 adalah ekspresi Boolean, maka e1 + e2 , e1 ∙ e2 , e1’ adalah ekspresi Boolean
Contoh :
a + b
a ∙ b
a’ ∙ (b + c)
a ∙ b’ + a ∙ b ∙ c’ + b’ dsb.
Suatu ekspresi Boolean dalam (B, + , ∙ , ‘) dapat berbentuk :
(i) Elemen di dalam B, ex : 0 dan 1
(ii) Peubah / literal / variabel, ex : a , b, c
(iii) Jika e1 dan e2 adalah ekspresi Boolean, maka e1 + e2 , e1 ∙ e2 , e1’ adalah ekspresi Boolean
Contoh :
a + b
a ∙ b
a’ ∙ (b + c)
a ∙ b’ + a ∙ b ∙ c’ + b’ dsb.
Mengevaluasi Ekspresi Boolean
Contoh :
a’ ∙ (b + c)
Jika a = 0, b = 1 dan c = 0, maka hasil evaluasi ekspresi
0’ ∙ (1 + 0) = 1 ∙ 1 = 1
Dua ekspresi Boolean dikatakan ekivalen (di lambangkan dengan ‘=’) jika keduanya bernilai sama untuk setiap nilai-nilai pada n peubah.
Contoh :
a ∙ (b + c) = (a ∙ b) + (a ∙ c)
- Catatan : tanda titik (∙) dapat hilang dari penulisan ekpresi Boolean, kecuali :(i) a(b + c) = ab + ac
(ii) a + bc = (a + b) (a + c)
(iii) a ∙ 0 , bukan a0
Jika a = 0, b = 1 dan c = 0, maka hasil evaluasi ekspresi
0’ ∙ (1 + 0) = 1 ∙ 1 = 1
Dua ekspresi Boolean dikatakan ekivalen (di lambangkan dengan ‘=’) jika keduanya bernilai sama untuk setiap nilai-nilai pada n peubah.
Contoh :
a ∙ (b + c) = (a ∙ b) + (a ∙ c)
- Catatan : tanda titik (∙) dapat hilang dari penulisan ekpresi Boolean, kecuali :(i) a(b + c) = ab + ac
(ii) a + bc = (a + b) (a + c)
(iii) a ∙ 0 , bukan a0
Prinsip Dualitas
Missal S adalah kesamaan (identity) di dalam aljabar Boolean yang melibatkan operator +, ∙ , dan komplemen, maka jika pertanyaan S* diperoleh dengan cara mengganti
∙ dengan +
+ dengan ∙
0 dengan 1
1 dengan 0
Dan membiarkan operator komplemen tetap apa adanya, maka kesamaan S* juga benar.S*
disebut sebagai dual dari S.
Contoh :
(a ∙ 1)(0 + a’) = 0 dualnya (a + 0 ) + (1 ∙ a’) = 1
Dan membiarkan operator komplemen tetap apa adanya, maka kesamaan S* juga benar.S*
disebut sebagai dual dari S.
Contoh :
(a ∙ 1)(0 + a’) = 0 dualnya (a + 0 ) + (1 ∙ a’) = 1
Hukum – Hukum Aljabar Boolean
1. Closure:
- (i) a + b ∈ B
- (ii) a ⋅ b ∈ B
2. Identitas:
- (i) a + 0 = a
- (ii) a ⋅ 1 = a
3. Idempoten:
- (i) a + a = a
- (ii) a ⋅ a = a
4. Komplemen:
- (i) a + a’ = 1
- (ii) aa’ = 0
5. Dominansi:
- (i) a ⋅ 0 = 0
- (ii) a + 1 = 1
6. Involusi:
- (i) (a’)’ = a
7. Penyerapan:
- (i) a + ab = a
- (ii) a(a + b) = a
8. Komutatif:
- (i) a + b = b + a
- (ii) ab = ba
9. Asosiatif:
- (i) a + (b + c) = (a + b) + c
- (ii) a (b c) = (a b) c
10 Distributif:
- (i) a + (b c) = (a + b) (a + c)
- (ii) a (b + c) = a b + a c
11. De Morgan:
- (i) (a + b)’ = a’b’
- (ii) (ab)’ = a’ + b’
12. Hukum 0/1:
- (i) 0’ = 1
- (ii) 1’ = 0
Fungsi Boolean
f : Bn → B
B adalah himpunan yang beranggotakan pasangan terurut ganda –n (odered n-tuple) di dalam daerah asal B.
Setiap ekspresi Boolean merupakan fungsi Boolean
Contoh :
f(x, y, z) = xyz + x’y + y’z
fungsi f memetakan nilai nilai pasangan terurut ganda-3 (x,y,z) ke himpunan {0,1}
penyelesaian : (1,0,1) yang berarti x=1, y=0, z=1 sehingga
f(1,0,1) = 1 ∙ 0 ∙ 1 + 1’ ∙ 0 + 0’ ∙ 1 = 0 + 0 + 1 = 1
Bentuk Kanonik
· Ekspresi Boolean yang menspesifikasikan suatu fungsi dapat disajikan dalam dua bentuk berbeda.
· Pertama, sebagai penjumlahan dari hasil kali dan kedua sebagai perkalian dari hasil jumlah.
Contoh :
f(x, y, z) = x’y’z + xy’z’ + xyz
dan
g(x, y, z) = (x + y + z)(x + y’ + z)(x + y’ + z’)(x’ + y + z’)(x’ + y’ + z)
adalah dua buah fungsi yang sama.
· Minterm: suku (term) di dalam ekspresi boolean mengandung literal yang lengkap dalam bentuk hasil kali
· Maxterm: suku (term) di dalam ekspresi boolean mengandung literal yang lengkap dalam bentuk hasil jumlah.
Contoh :
f(x, y, z) = x’y’z + xy’z’ + xyz -> 3 buah minterm: x’y’z, xy’z’, xyz
g(x, y, z) = (x + y + z)(x + y’ + z)(x + y’ + z’)(x’ + y + z’)(x’ + y’ + z)
-> 5 buah maxterm: (x + y + z), (x + y’ + z), (x + y’ + z’), (x’ + y + z’), dan (x’ + y’ + z)
·
Misalkan peubah (variable) fungsi Boolean adalah x, y, dan z
Misalkan peubah (variable) fungsi Boolean adalah x, y, dan z
Maka:
x’y -> bukan minterm karena literal tidak lengkap
y’z’ -> bukan minterm karena literal tidak lengkap
xy’z, xyz’, x’y’z -> minterm karena literal lengkap
(x + z) -> bukan maxterm karena literal tidak lengkap
(x’ + y + z’) -> maxterm karena literal lengkap
(xy’ + y’ + z) -> bukan maxterm
· Ekspresi Boolean yang dinyatakan sebagai penjumlahan dari satu atau lebih minterm atau perkalian dari satu atau lebih maxterm disebut dalam bentuk kanonik.
· Jadi, ada dua macam bentuk kanonik:
1. Penjumlahan dari hasil kali (sum-of-product atau SOP)
2. Perkalian dari hasil jumlah (product-of-sum atau POS)
· Fungsi f(x, y, z) = x’y’z + xy’z’ + xyz dikatakan dalam bentuk SOP
· Fungsi g(x, y, z) = (x + y + z)(x + y’ + z)(x + y’ + z’)(x’ + y + z’) (x’ + y’ + z) dikatakan dalam bentuk POS
Cara membentuk minterm dan maxterm:
· Untuk minterm, setiap peubah yang bernilai 0 dinyatakan dalam bentuk komplemen, sedangkan peubah yang bernilai 1 dinyatakan tanpa komplemen.
· Sebaliknya, untuk maxterm, setiap peubah yang bernilai 0 dinyatakan tanpa komplemen, sedangkan peubah yang bernilai 1 dinyatakan dalam bentuk komplemen.
· Cara membentuk minterm dan maxterm dari tabel kebenaran untuk dua peubah:
· Cara membentuk minterm dan maxterm dari tabel kebenaran untuk tiga peubah:
· Jika diberikan sebuah tabel kebenaran, kita dapat membentuk fungsi Boolean dalam bentuk kanonik (SOP atau POS) dari tabel tersebut dengan cara:
- mengambil minterm dari setiap nilai fungsi yang bernilai 1 (untuk SOP)
atau
- mengambil maxterm dari setiap nilai fungsi yang bernilai 0 (untuk POS).
Komentar
Posting Komentar